Kembangkan Wisata Ekologis, BKSDA Jateng Resmikan Rumah Telur Penyu di Jogosimo Klirong

KEBUMENKAB.GO.ID  – Rumah penetasan telur penyu yang terletak di Area Konservasi Penyu Objek Wisata Kalibuntu, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen belum lama ini diresmikan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah.

Rumah telur satwa dilindungi tersebut difungsikan untuk kepentingan konservasi dan edukasi serta pengembangan pariwisata ekologis. 

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti serta pemotongan pita dan tumpeng oleh Kepala BKSDA Provinsi Jawa Tengah Darmanto dan Camat Kecamatan Klirong Wawan Sujaka, Kamis (26/11).

Hadir juga saat peresmian perwakilan dari Disperkim LH Kebumen dan SAR Elang Perkasa Kebumen, Kelompok Pelestari Alam (KPA) Jogosimo, Kepala Desa setempat serta tokoh masyarakat dan sejumlah pegiat lingkungan.

Dijelaskan Kepala BKSDA Provinsi Jawa Tengah Darmanto, bahwa sesuai Undang – undang Nomor 5 Tahun 2020, penyu merupakan jeni satwa yang dilindungi dan harus dilestarikan. Ia berharap keberadaan rumah telur penyu di Jogosimo, Klirong ini dapat mengunggah kesadaran masyarakat untuk ikut serta melestarikan alam dan meyelamatkan penyu dari kepunahan akan meningkat. Sehingga konservasi penyu dan potensi pariwisata nantinya akan berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat.

“Kami dari BKSDA sangat mendukung, agara nantinya lingkungan tetap terjaga dan punyu nya juga tetap lesatri,’’ harapnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Camat Klirong Wawan Sujaka. Ia menyatakan siap mendorong pengembangan konservasi penyu dikawasan setempat melalui eksplorasi dibidang pariwisata untuk mendongkrak ekonomi, terutama bagi para pelaku konservasi dan masyarakat setempat umumnya.

‘’Ayo berinovasi, lestarikan penyu, kembangkan wisatanya. Buat event dan terobosan-terobosan baru agar pemberdayaan ekonominya juga jalan,’’ ajaknya.

Sementara itu, Ketua KPA Desa Jogosimo Achmad Munadjat mengungkapkan, rumah telur satwa dilindungi tersebut dibangun dengan anggaran senilai 50 juta rupiah yang bersumber dari dana bantuan dari BKSDA.

Menurutnya ini sangat bermanfaat untuk pelestarian penyu. Terlebih sebelumnya rumah penyelamatan penyu hanya menggunakan bambu berukuran 3x3 meter, sehingga pada saat telur menetas banyak tukik (anak penyu)  yang lepas atau keluar.

“Tadinya kita Cuma pakai bambu, dengan adanya bantuan ini kami dapat membuat rumah penetasan  telur penyu seperti ini. Sehingga yang tadinya ketika telur menetas, banyak tukik yang lepas atau keluar sekrang setelah dibangun seperti ini jadi lebih aman dan tukik tidak bias keluar,’’ katanya. (thr/dp)