Dinkes Kebumen Kampanyekan Peduli Stunting

KEBUMENKAB.GO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kebumen mekampanyekan peduli stunting kepada jajaran di lingkungan pemerintah kabupaten, kecamatan dan pemerintahan desa agar ditindaklanjuti keseluruh lapisan masyarakat. Kegiatan kampanye ini dibuka secara langsung oleh Sekda H. Ahmad Ujang Sugiono SH di dampingi Kepala Dinkes dr. Hj. Rini Kristiani M.Kes di Hotel Candisari Karanganyar, Senin (7/10).

Sekda H. Ahmad Ujang Sugiono SH dalam membacakan sambutan Bupati KH.Yazid Mahfudz mengatakan, persoalan stunting harus diatasi secara lintas sektoral. "Karenanya,  saya mengajak agar seluruh OPD, dunia usaha, profesi, instansi  pelayanan kesehatan  dan elemen lainnya mengambil peran dalam upaya penanggulangan stunting," ujar Sekda H. Ahmad Ujang Sugiono SH.

Sekda juga meminta kepada Camat, Kepala Desa maupun pejabat wilayah ikut memantau langsung ke lapangan dan bekerjasama dengan bidan desa, memantau kondisi pertumbuhan bayi agar tidak stunting. "Saya ingin semua pertumbuhan bayi normal di Kebumen. Jika ada stunting, tolong diidentifikasi apa penyebabnya untuk ditangani bersama-sama.Tak hanya bayi, akan tetapi kondisi ibu hamil juga perlu dikawal agar pertumbuhan janin di dalam rahimnya bisa sempurna. Baik asupan gizi maupun kebersihan lingkungan rumahnya," papar Sekda H. Ahmad Ujang Sugiono SH.

Kepada masyarakat, khususnya para orang tua harus diberikan pemahaman tentang pentingnya pemberian asupan gizi berimbang pada anak. "Saya menginginkan semua bayi dan anak stunting di Kabupaten Kebumen didata dan diperlakukan dengan baik. Sehingga kondisi stuntingnya bisa teratasi. Dinas Kesehatan beserta seluruh jajarannya, dibantu Kades dan Camat agar memperbarui data stunting di Kabupaten Kebumen. Mari kita perkuat sinergi. Agar penanganan stunting berjalan sukses," ajak Sekda.

Sementara itu, Kepala Dinkes dr. Hj. Rini Kristiani M.Kes mengatakan jumlah penderita stunting di Kebumen mencapai 19,2% atau 10.192 balita. Jumlah ini baru 63 % dari seluruh balita yang teridentifikasi, sehingga masih ada 37%  dalam proses identifikasi. "Saya mengajak kepada seluruh kepala desa/kelurahan untuk bersama-sama mencegah pertumbuhan stunting. Pemerintahan desa agar mengalokasikan dana desa untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat desa," ujar dr. Hj. Rini Kristiani M.Kes.

Selain itu, dr. Hj. Rini Kristiani M.Kes juga menjelaskan saat ini penanganan ODF atau buang air besar sembarangan sudah mencapai 96,16 % atau sebanyak 398 desa/kelurahan, sehingga masih ada 62 desa yang butuh penanganan serius untuk mencapai 100% bebas ODF. "Ditargetkan pada tahun ini semua desa di Kebumen sudah bebas ODF. Karenanya ini butuh oeran penting dari pemerintah desa untuk merealisasikan target 100% bebas ODF tersebut," kata dr. Hj. Rini Jristiani M.Kes.