Disdik Gelar Bimtek Bagi Kepala Desa dan Juru Kunci Cagar Budaya

KEBUMENKAB.GO.ID - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kebumen menyelenggarakan bimbingan teknis terkait pelestarian cagar budaya agar dapat dioptimalkan sebagai obyek wisata edukasi maupun religi bagi masyarakat. Bimtek berlangsung di Hotel Candisari Karanganyar pada Selasa (10/9) dan Rabu (11/9) yang diikuti seratusan kepala desa dan juru kunci dengan menghadirkan narasumber pemerhati seni budaya Kebumen, Ravie Ananda dan Balai Pelestarian Cagar Budaya yang juga Arkeolog dari Propinsi Jawa Tengah,  Asmara Dewi, M.A.

Kepala Bidang Paud Dikmas dan Kebudayaan Disdik Kebumen, Dra. Sheha Rahayu MM mewakili Kepala Disdik Mohamad Amirudin S.IP, MM mengatakan, tujuan bimtek ini untuk memberi pemahaman bagi kepala desa dan juru kunci agar selalu memperhatikan dan melestarikan cagar budaya yang berada didesanya masing-masing. Jika memungkinkan dioptimalkan menjadi wisata edukasi maupun religi sehingga berdampak pada pemberdayaan masyarakat desa dalam meningkatkan perekonomiannya.

"Karenanya pemerintah desa diharapkan membuat peraturan desa terkait pelestarian cagar budaya dan tata kelolanya dengan melibatkan masyarakat setempat. Di area cagar budaya dikemas sebagai wahana edukasi dan religi dengan memberi rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi para wisatawan. Hal ini butuh kerjasama yang sinergis antara  pemerintah desa, juru kunci dan masyarakat agar target yang diharapkan tercapai yakni melestarikan cagar budaya sekaligus sebagai obyek wisata dalam meningkatkan perekonomian desa," jelas Dra. Sheha Rahayu MM.

Dra.Sheha Rahayu MM juga mengatakan, cagar budaya seperti makam leluhur jangan diartikan sebagai makam keramat yang menyeramkan akan tetapi dijadikan sebagai obyek pembelajaran masyarakat untuk menjadi suri tauladan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. "Banyak hal positif yang dapat dipetik dari makam leluhur yang bisa dijadikan pendidikan masyarakat menjadi lebih baik," kata Dra. Sheha Rahayu MM.

Sementara itu Kepala Desa Karangsari, Sruweng, Sukaryawati mengatakan di wilayahnya terdapat Paseban Sultan Kejawang (Pangeran Diponegoro) dan makam Panjer  yang saat ini dilestarikan.  "Saat ini masih sebatas pada pelestarian dan belum dimanfaatkan sebagai obyek wisata edukasi atau religi. Dan kedepannya nanti akan kami musyawarahkan kepada warga untuk pengembangannya sebagai obyek wisata edukasi atau religi. Hal ini juga akan kami perkuat dengan Peraturan Desa terkait pelestarian dan pengembangan obyek bersejarah tersebut," ujar Sukaryawati disela rehat bimtek.(mn)